R.I.P. Stan Lee (1922–2018)

Sang pahlawan Marvel ini meninggal dunia pada 12 November 2018 di usia 95 tahun.

Melihat betapa semangat dan enerjik penampilan Stan Lee di setiap film-film Marvel, kita boleh jadi mengira bahwa sang ikon dunia komik dan superhero ini bisa menghibur kita dengan ber-cameo ria selamanya. Namun rupanya ajal datang jua. Kemarin (12/11), ia menghembuskan napas terakhirnya di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, setelah sebelumnya dilarikan ke ruang gawat darurat. Sang pahlawan Marvel tutup usia di umur 95 tahun.

Berita duka ini terasa datang mendadak. Saya kira tak ada yang menduga hal ini, apalagi kita tahunya Stan Lee yaa tokoh yang selalu ceria dan penuh semangat. Namun siapa sangka, ia sudah berjuang lama melawan pneumonia. Pada Februari lalu, ia sempat dilarikan ke rumah sakit gara-gara kondisinya yang memburuk. Meski tak disebutkan penyebabnya dengan gamblang, pengacara keluarga sudah mengkonfirmasi kematian Stan Lee.

Kebanyakan dari penonton kasual barangkali lebih mengenal Stan Lee lewat kontribusinya bercameo dalam hampir semua film-film Marvel. Teman nonton setia saya menyebutnya sebagai "Sang Opa yang Selalu Muncul Dimana Pun". Memang, menemukan Stan Lee nyelip dalam film Marvel memberikan keseruan tersendiri. Ia bisa muncul kapan saja sebagai siapa saja. Mulai dari satpam, tukang pos, penjaga perpustakaan, bartender, sampai jenderal Perang Dunia II atau astronot. Rasa-rasanya kurang sahih sebuah film Marvel tanpa penampilan Stan Lee.

Nah, perannya sendiri di Marvel jauh lebih besar daripada itu. Bahkan Marvel barangkali takkan sebesar ini kalau bukan gara-gara Stan Lee. Betul, Stan Lee bukanlah pendiri Marvel (perusahaan ini sudah ada sebelum Stan Lee). Betul, Stan Lee bukanlah kreator tunggal dari karakter-karakter Marvel Comics (ia berkolaborasi dengan beberapa komikus). Betul, yang mengasuh Marvel Studios sampai menjadi monster sinema adalah Kevin Feige. Namun yang membawa nama Marvel Comics sukses sebagai studio komik yang sangat disegani siapa lagi kalau bukan Stan Lee.

Berkolaborasi dengan beberapa kontributor Marvel lain seperti Jack Kirby dan Steve Ditko, Stan Lee tak hanya menciptakan beberapa superhero yang sekarang sering sekali berseliweran di bioskop dan TV, tapi juga melontarkan Marvel menjadi raksasa perkomikan yang pantas bersaing dengan DC Comics, yang notabene merupakan studio komik terbesar di Amerika. Berkat kerja kerasnya, Stan Lee mendapat anugerah di ajang penghargaan komik paling bergengsi di dunia, yaitu Will Eisner Award Hall of Fame pada 1994.

Lahir dari keluarga imigran Yahudi Romania, Stan Lee punya nama asli Stanley Lieber. Lee memulai karir sebagai asisten di perusahaan komik milik sepupu iparnya, Martin Goodman yang bernama Timely Comics, studio yang nantinya akan berevolusi menjadi Marvel Comics. Kredit pertamanya adalah di komik Captain America #3. Disinilah pertama kalinya ia memakai pseudonim "Stan Lee", nama yang kemudian resmi ia daftarkan sebagai nama asli.

Karir Lee cepat meroket. Belum sampai di usia 20 tahun, ia sudah menjadi editor di Marvel. Kelihainnya berbisinis membuatnya segera menjadi editor-in-chief, art director, hingga menjadi penerus Goodman sebagai publisher di tahun 1972.

Kesukesan ini berawal pasca Lee menunaikan tugasnya sebagai tentara di Perang Dunia II, dimana ia bermaksud mengubah lanskap Marvel Comics menjadi studio komik superhero. Goodman sendiri sebetulnya tak begitu kuy dengan komik superhero. Melihat kesuksesan DC Comics dengan komik superhero mereka khususnya Justice League, Lee bekerja sama dengan Kirby menciptakan tim superhero mereka sendiri, yaitu Fantastic Four.

Saat itu, situasi dunia komik Amerika sangat berbeda. Superhero selalu digambarkan sebagai karakter yang ideal. Anda bisa melihatnya dari karakteristik Superman dan Wonder Woman. Nah, Lee kemudian membuat inovasi. Ia menciptakan superheronya sebagai karakter yang lebih kompleks; tak sempurna, punya masalah pribadi, khawatir dengan cicilan, dan kadang-kadang bosan dengan diri mereka sendiri. Yaa kayak kita-kita para sobat misquin gitu deh.

Menyusul kepopuleran Fantastic Four, Lee lalu berkolaborasi dengan beberapa comic artist untuk menciptakan Hulk, Thor, Iron Man, Daredevil, X-Men, Doctor Strange, Black Panther, dan Spider-Man. Semuanya berada dalam satu semesta yang sama. Karakter-karakter ini kemudian disatukan Lee dalam tim bernama The Avengers, termasuk dengan menghidupkan kembali *ehem* Captain America. Kolaborasi ini tak semuanya adem ayem. Lee mengalami beberapa clash dengan beberapa kolaboratornya, termasuk dengan partner karibnya, Jack Kirby. Gara-garanya adalah Lee dinilai mengambil semua kredit dari semua karya mereka dan menempatkan para kolaboratornya hanya sebagai orang nomor dua.

Lee juga sempat meninggalkan Marvel pada tahun 1972. Namun ia digandeng kembali, dan resmi dinobatkan sebagai chairman emeritus sepanjang hayatnya. Meski hubungannya dengan Marvel sangat erat, Lee pernah menuntut Marvel pada 2002 karena royaltinya yang tidak dibayarkan. Lee memenangkan kasus tersebut pada 2005 dengan uang damai sebesar $10 juta.

Setelah bertahun-tahun membidani Marvel Comics, Lee perlahan-lahan mundur dari bagian editorial. Meski begitu, ia tetap menjadi representasi Marvel, menghadiri berbagai seminar, forum, dan konvensi di berbagai tempat. Perannya di perusahaan boleh dibilang hanya formalitas saja, tapi sejak tahun 1981, Lee tetap berjuang untuk Marvel, berusaha untuk mengekspansi superhero ke dunia TV dan film. Sebagaimana yang kita tahu, usaha ini akan berbuah dengan sangat manis di abad 21.

Setelah itu, tak banyak yang tahu apa dilakukan Lee. Saya asumsikan ia menjalani hidup dengan awesome. Stan Lee menjadi maskot Marvel dan rutin tampil sebagai cameo di berbagai film sejak 18 tahun yang lalu. Kalau anda pernah menonton setidaknya satu film Marvel, artinya anda sudah pernah bersua dengan Stan Lee. Penampilan perdananya adalah di X-Men-nya Bryan Singer. Terakhir kita lihat, ia muncul di Deadpool 2 dan (uniknya—karena ini adalah film dari DC Comics) Teen Titans Go! To the Movies. Meski begitu, tak menutup kemungkinan kita akan berjumpa kembali denga Lee. Kabarnya, beberapa cameo Lee sudah diambil duluan untuk beberapa film sekaligus, dikarenakan kondisi kesehatan Lee yang membuatnya susah untuk syuting satu cameo untuk setiap film.

Goodbye, Stan Lee. Rest in peace. Terima kasih buat karya-karyamu. Kalau kangen, setidaknya kami bisa melepasnya dengan melihatmu lewat film-film Marvel. Excelsior! ■UP

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

Belum ada Komentar untuk "R.I.P. Stan Lee (1922–2018)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel